Tuesday, 27 November 2012

Sebuah Cerita tentang CINTA

Ingin tahu betapa PSM Undip ini menjadi dicintai dengan tanpa melihat batasan. Inilah salah satu yang akan kami ceritakan. ke depan kami akan mengisahkan siapa saja yang bukan mahasiswa Undip tetapi menjadi bagian penting dalam sejarah perjalanan PSM Undip.
Berikut adalah hasil tulisan Ratih Puspitasari mantan Ketua PSM Undip periode 2000-2001
Bapak FX. Djoko Soeseno beserta ibu (selanjutnya kami panggil Bapak dan Ibu) adalah orang tua dari Dyanda Wedianto (EQ - FH 99) mahasiswa yang menjadi anggota PSM Undip. Pertemuan dengan mereka, seingat saya berawal dari suatu latihan menjelang lomba di Solo tahun 2000. EQ waktu itu bilang "Mbak, bapak ibuku mau bantu PSM" dan Bapak dengan sangat santun menyampaikan bahwa mereka memperhatikan PSM dan ingin membantu dengan apa yg mereka bisa. 
Lomba Solo walaupun hanya di Jateng membutuhkan dana yang lumayan (untuk ukuran saat itu). Singkatnya-setelah mengetahui kendala ini, Bapak Ibu menawarkan untuk ikut dan menjadi "koki" dalam arti yang sebenarnya alias memasak untuk PSM Undip selama di Solo. Bisa dibayangkan, betapa lelahnya mereka mempersiapkan peralatan masak dari Semarang,dengan harus berbelanja dan memasak untuk melayani tim PSM Undip (kira kira 35an orang) 3x sehari selama sekitar 3-4 hari di Solo. Dari mereka senyum yang tulus, canda dan semangat selalu diberikan untuk PSM Undip.
Setelah itu Bapak Ibu sesekali hadir saat PSM Undip latihan. Semangat dan pengayoman mereka membuat saya yang saat itu menjabat sebagi Ketua PSM Undip tersentuh dan mensyukuri kehadiran mereka. Kemudian bantuan berikutnya datang saat PSM Undip akan konser Love Songs .Tanpa diduga, Ibu menyampaikan akan membelikan bahan untuk kostum konser dan voila...jadilah kostum biru panjang (turqois bukan ya?) untuk cewek dan hem warna senada untuk yang cowok. 

Saat PSM Undip berlomba di UGM kami jugadidampingi Bapak Ibu. Mereka sangat memperhatikan kecukupan makanan saat itu bahkan menegur petugas dapur penyedia katering di penginapan ketika tidak semua stok makanan dikeluarkan.

Lomba ITB 2002 Bapak Ibu juga ikut serta ke Bandung. Saat itu mereka kembali menjadi "supplier" kostum lomba...dibuatlah gaun merah dengan lengan brukat untuk cewek dan semacam syal leher untuk cowok. Waktu itu peserta lomba harus 'ngeteng" naik bis umum dari Semarang ke bandung (belum pernah ada kan kontingen ngeteng smg-cirebon-bdg :D ). Bapak Ibu dengan tabahnya naik bis banpres biru dari Undip. Ada banyak hal yang bisa dibantu oleh Bapak yang kebetulan mempunyai indra ke-6 sehingga gangguan dari yang tidak kelihatan di penginapan dapat diantisipasi supaya tidak berpengaruh kepada teman-teman

Tahun demi tahun berlalu, saya lulus dan mendengar Bapak Ibu juga pamit mendampingi dari PSM Undip. Kami bertemu lagi waktu PSM Undip mengadakan konser di RRI (lupa tahunnya).Saya ingat ada saat Bapak melihat saya dan berkata "Ma,kayanya Mbak Pipit kurang enak badan" - dan memang waktu itu saya sedang masuk angin dan perut saya tidak enak. Ibu (yg saya ketahui kemudian, mempelajari penyembuhan dng reiki) segera memijat tangan saya.Saya tidak hanya rasakan kehangatan mengalir di tubuh saya tetapi juga hati dan badan saya terasa nyaman. 

Setelah itu, saya dan Jimmy sempat menemui beliau ketika berkunjung ke tempat anak mereka di Pamulang.
lalu ketika EQ kecelakaan, - saya, Jimmy dan Firier menjenguk dan ternyata Bapak Ibu juga ada disana.
Tidak ada yg berubah dari mereka walaupun lama tidak berjumpa..perhatian,ketulusan untuk menolong,kerendahan hati,kebijaksanaan dan semangat menjalani hidup selalu mereka pancarkan. 

Kalau ada yg pernah baca buku "7 Person You Meet in Heaven" disebutkan bahwa dalam jalan hidup kita di dunia pasti pernah berpapasan dengan jalan hidup orang lain. Mungkin momen di atas itulah saat jalan saya danPSM Undip berpapasan dengan Bapak Ibu Djoko dan saya merasa sangat diberkahi Tuhan  karena dalam masa kepengurusan saya mereka hadir memberikan jalan yang penuh cinta dan menjadi contoh terbaik untuk kami semua.
Demikian sekedar kesan mengenai Bapak FX Djoko Soseno yang beberapa hari yang lalu dalam twitter saya pernah sebutkan saat ini sedang terbaring sakit, Apabila ada di antara kita ingin memberikan bantuan tali asih sekedarnya, maka kami akan dengan sangat berterima kasih karenanya. Cinta tak terbalas dengan materi tentu saja tapi sungguh banyak hal yang harus mulai ditata untuk semua perjalanan yang telah dan akan PSM Undip lalui. mari bergandeng tangan untuk mewujudkannya.....


* beberapa alumni PSM Undip sudah berkunjung ke Pak Djoko dan memberikan tali asih yang diterima dengan baik pada hari Sabtu dan Minggu, 1-2 Desember 2012. Semoga bapak dan ibu Djoko senantiasa dianugrahi berkah sehat dan bahagia oleh Tuhan YME





2 comments:

  1. Septiii...or dompii ;p..lucu banget, tutama dibagian 'belajar toleransi' :D ..jd inget temen2 dulu hehe..

    setuju banget sama postingannya..psm undip turut mewarnai perjalanan hidup masing2 anggotanya, seru gabung di padsu..mulai dari pre n post tampilin lagu padsu..mnrt saya, ditahun kita jg full colour, ikut lomba di UNS solo, festival padsu ITB, jg meprakarsai kembali psm undip concert setiap tahunnya (jaman ketuanya kak jun :)..
    senang pernah bergabung di psm undip..sukses selalu y psmUndip &alumninya of course...^.^

    keep singing..
    ditunggu schedule reuniannya :)

    bigHug, anggi (alto'00)

    ReplyDelete
  2. Anggi, bisa gabung ke milis kah? Thank u ya...

    ReplyDelete