Friday, 14 December 2012

Tantangan 2: All Things Bright and Beautiful

Rekan-rekan , sambil menunggu realisasi tantangan 1 Indonesia Pusaka yang masih dalam proses, berikut kita ajukan tantangan berikutnya dengan harapan semua menjadi lebih 'panas', inilah lagu :
All Things Bright and Beautiful sebuah lagu hymne dari jaman Anglikan.

Lagu ini dulu pernah dinyanyikan oleh beberapa rekan pada saat masih berada di PSM Undip.  Berikut adalah lagu tersebut  yang dinyanyikan oleh kelompok Paduan Suara Libera (Paduan suara anak anak) yang bisa kita jadikan patokan dalam belajar.



Dan ini partiturnya:




Silakan dipelajari ya rekan rekan..kita buktikan kita sanggup menyanyikan lagu ini.. Keep singing.....!!!!!!!

Monday, 10 December 2012

A Note from the Past, catatan yang menginspirasi


Berikut adalah tulisan yang selalu saya baca saat ingin mengobarkan lagi mengenai hal yang tak mungkin ternyata menjadi keajaiban yang tak terbantahkan, semoga mimpi kita tidak berhenti hanya untuk mimpi. Kenyataan di depan adalah realisasinya :)

just my impression about my superteam in VICC 

we are not the richest team,
we are not that team with the best vocal technics,
we are not the perfect one.
we are just the one who brave to dream,
who put our faith in God to face reality,
we are the one who sing happily for our Maestro..
Kami melakukan semua ini karena mimpi. Dan benar, kini aku lihat ke belakang apa yang telah kami lalui,semua seperti mimpi..

Facts about us in 1stVICC, kami:
pertama kali mengikuti kompetisi internasional
1. mempersiapkan lomba dgn latian intensif hampir selalu 6x seminggu selama 4-6bln
2. mengusahakan dana dgn banting tulang supaya kmi bisa menggapai mimpi kami
3. kami ngamen, ngawul, cari donatur, sponsor (standar ya)
4. saat kami brgkt kami msh bingung akan nginep dimana slm di HCM, mau naik apa dr HCM-Hoi An
5. satu2nya tim yang menempuh perjalanan darat bis dari Ho chi minh ke Hoi An dgn jarak sekitar 1000km yaitu 21jam (PP 42jam). tim lain naik pesawat
6. memilih akomodasi ekonomi1 yang notabene paling murah
7. selama kompetisi kami tinggal di hotel yang bau, bahkan kamarku dodol dowel. tapi nyaman sih hehehe
8. selama di vietnam bener2 ngirit duit u makan, nasi+telor jadi menu hampir tiap hari
9. untuk 5 kali penampilan kompetisi+2kali konser kami cuma pake 2setel kostum
10. kami selalu berdoa bersama setiap pagi, sebelum lomba, setelah lomba, setiap malam.
11. Febri mulai masuk RS pd tgl 16, kami slalu berdoa buat dia, bbrp org bergantian u jaga di RS
12. tgl 17 dalam 1 hari kami mengikuti 4 kategori nonstop
13. hasilnya kami dpt 2 gelar champion, dgn 3gold, 1 silver
14. di kompetisi final (category winners) kami satu2nya kontingen yg naik ke panggung hanya pake kaos kontingen dan nyeker (tanpa sepatu)
15. di kompetisi final jadi peserta dgn sambutan paling meriah, semua memekikkan INDONESIA! INDONESIA!
16. sementara tim lain bnyk nyanyi lagu klasik dan serius, kami milih monci (lagu rakyat jateng yg lucu) dan circle of life (pop)
17. sekali lagi setelah kami nyanyi, sambutanny sgt meriah bahkan bbrp juri+pnonton standing applause
18. bnyk org indonesia maupun asing mmberi pujian, wartawan vietnam nguber2 u wawancara
19. kami sgt sedih g bisa ikut closing ceremony karena harus ngejar pesawat naik bis ke HCM
20. kami dpt kabar kalo kami champion of champions di prjalanan di tmpt makan, smntara di hoi an di closing ceremony Indonesia Raya dikumandangkan, diwakili oleh 2anggota kami yg ditinggal.
21. kami nangis, ketawa, pelukan, berdoa bareng, nyanyi Indonesia Raya bareng di tmpt makan. orang2vietnam bingung hehe
22. malam itu kami jg dpt kabar mengenai febri, ada 2 hal yg begitu kontras, kemenangan, dan kesakitan tmn kami
23. setelah sampai di Indonesia kami sama2 sowan ke rumah febri di pekalongan
24. kami terus berjuang brsama rektorat, kbri, kjri u febri
25. tiap jam 10 mlm sampai skrg kami berdoa brg2
WOW.. bersyukur bisa berada di PSM UNDIP, di tim kontingen VICC..
we are really one family.

i learn many things,
to love,
to dream high,
to work hard and struggle,
to be leader,
to be a servant,
to accept both people's plus and minus alltogether,
to love our nation Indonesia more,
to hope and pray everytime,
to be grateful in every circumstances,
that God could do more than what we ever thought.

apa yg kamu tabur itu yg akan kamu tuai
smakin dekat kamu kenal orang, smakin keliatan baik dan buruknya, ga ada yg sempurna, kuncinya adalah u menerima
belajar dari kelebihan orang lain, dari kesalahan orang lain
u jadi seorang pemimpin yg baik, harus mau jadi pelayan
kesatuan dan keteguhan jauh lebih brharga dari uang dan teknik vokal
di Indonesia smua terasa biasa, tp di luar, kamu akan jd sgt cinta negaramu
get well soon feb..
maybe this is my last experience with PSM UNDIP after 3,5years together..
i will never forget this memories, i thank God that i was among them who made a history of PSM UNDIP
Gbu friends, Gbu PSM UNDIP


Tulisan ini hanya sebuah tulisan dari seorang pelaku yang tengah merasakan kebahagiaannya. Tetapi semoga keajaibannya tidak pernah hilang ditelan masa yang berlalu.
Trima kasih untuk Marga Anugerah dan maaf sharing tulisanmu tanpa ijinmu :)

Wednesday, 5 December 2012

Sebuah Catatan: Sayapun Pernah Menjadi Bagiannya


(sebuah tulisan dari Septy Dompas (alumni PSM Undip periode 2000-2004)



Seorang teman lama saya, teman kuliah, mengganti status bbnya suatu malam.. kira-kira begini bunyinya “nyesel, dulu males latian psm L” Tidak seberapa lama, status-status dari teman teman lain bermunculan.. “I (was) am member of PSM Undip” …“great psm… proud of you all”… atau “rindu menyanyi lagi”.

Yeeeesss.. semua itu adalah status para alumni PSM Undip saat PSM Undip tampil tayang di kick andy Metro TV. Saya tidak tahu pasti perasaan mereka masing2 malam itu,  yang jelas buat saya sendiri malam itu adalah malam dimana ada suatu gelora lama yang muncul kembali. Rindu menyanyi, rindu membaca partitur, rindu berkumpul, rindu memakai kostum dan rindu “deg2”an memasuki panggung lomba or sekedar pentas di BI pada saat upacara hari kemerdekaan atau wisuda universitas.

Bangga, yaahhh.. sangat bangga saat melihat PSM Undip mulai mengepakkan sayapnya lebih lebar lagi. Meskipun  ada rasa “gelo” juga, kenapa saya tidak menjadi bagian (ikut menyanyi)nya sekarang? Kenapa dulu belum se hebat ini?? Hahahaa…

PSM UNDIP, tempat ini adalah separuh dari hidup saya saat kuliah. Keadaan PSM Undip saat itu tentu saja jauh berbeda dengan PSM Undip sekarang. Ketiadaan pelatih tetap saat itu cukup berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas anggotanya. Sangat bersyukur bahwa di masa itu masih ada alumni yang sangat concern dan rela hati melatih kami, Mas Cecep J. Dukungan sangat minim kami terima dari pihak universitas. Saat ini setelah waktu berlalu, baru saya mengerti bahwa politik ternyata tidak hanya di dunia pemerintahan. Dalam dunia politik, dukungan berbanding lurus dengan “keuntungan” yang akan di dapat. Seberapa besar pride dan value yang akan didapat oleh si pendukung. Karena paduan suara itu menurut saya masih segmented, banyak orang tahu paduan suara tapi tidak bisa menghayati bagaimana paduan suara itu bisa sedemikian, bagaimana bisa disajikan sedemikian, bagaimana prosesnya hingga bisa sedemikian.. That’s why, perjuangan itu perlu dilakukan demi menghadirkan pride and value, baru ada dukungan.

Bagi saya semuanya itu sama sekali bukan alasan untuk disesali, bahkan saya bangga menjadi bagian PSM terdahulu. Semua adalah proses, seperti seekor ulat yang awalnya ditakuti karena merusak daun-daun, menimbulkan gatal2 bagi orang yang tak sengaja memegangnya, kemudian menjadi kepompong, yang bagai mahkluk mati tapi bernyawa, mematangkan kekuatan sayap, menyempurnakan bentuk tubuh. Kemudian pada saatnya akan melepaskan diri menjadi kupu2 yang indah, yang dikejar2 oleh anak2 kecil di taman bunga, bahkan menjadi incaran fotografer untuk dapat mengabadikan kepakan sayapnya yang indah.

Tugas kami saat itu adalah menjaga eksistensi, bahwa Paduan Suara Mahasiswa Universitas Diponegoro itu ada, kami hidup dan kami berkarya. Berkarya diantara banyak karya2 lain yang saling kejar mengejar untuk menjadi yang terindah, untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan dengan kekuatan seadanya.

Tapi, lebih dari semua itu, bagi anggota PSM Undip, kepuasan kami sejatinya bukanlah berujung pada sebuah pengakuan. tapi di kala kami bisa makin mencintai seni, bernyayi adalah hidup kami, teman2 anggota PSM adalah keluarga dan PSM Undip adalah rumahnya. PSM undip adalah tempat belajar bagaimana hidup sesungguhnya suatu saat nanti.

Pertama, belajar bertoleransi. Yang suaranya merasa bagus tidak perlu keras-keras yah kecuali kalo lagi solo… yang suaranya pas pasan jangan nggandul2.. yang lebih pintar baca notasi ajarin yang agak lemot, yang lemot jangan putus asa untuk belajar terus.
Belajar membiasakan diri dengan sesuatu yang baru (perubahan). Tuntutan belajar banyak lagu dengan aransemen yang variatif, kadang membuat stres. Satu sisi tanggung jawab dalam perkuliahan tetap harus diprioritaskan. Apa jadinya bila paduan suara malas belajar lagu2 baru? (Masa lagu “kicir-kicir” terus  sepanjang masa, hehehe)
Belajar bertanggung jawab. Setiap anggota paduan suara mempunyai tanggung jawabnya sendiri-sendiri, baik saat menyanyi maupun berorganisasi. Saya yakin dan percaya, teman2 yang dahulu bertanggung jawab besar saat ‘hidup’ di PSM, saat ini pasti dipakai di masyarakat dan dunia pekerjaan untuk memikul suatu tanggung jawab besar juga.. (ngaku hayoo, alumni PSM Undip yang dijadiin ketua RT saat ini siapa? Yang jadi manager siapa? Yang jadi enterprenur siapa? Hihihhi)
Belajar tidak menyerah, ini sangat penting dalam hidup. Kegagalan awal keberhasilan (itu klise), saya lebih senang mengatakan bahwa “kegagalan itu anugerah indah supaya kita bisa mengerti dan memahami arti kesuksesan kemudian kita dapat mensyukurinya dengan rendah hati”. Saya bersyukur Tuhan tidak tinggal diam, Dia perlahan tapi pasti membawa psm undip berkembang menjadi kupu-kupu, meskipun saya tidak menjadi bagiannya sekarang, tapi saya dan teman2 pernah menjadi ulat, pernah menjadi cangkang kepompong yang dengan bangga mengantarkan kupu-kupu mengepakkan sayapnya.
Dan karena kita adalah bagian dari mereka, saya rasa tidak ada bagian dari alumni PSM Undip yang mengharapkan pride atau value demi mendukung adik-adiknya sekarang, karena kita mencintai organisasi ini dengan ketulusan, tidak peduli apakah ada keuntungan atau tidak bagi kita. Kita hanya perlu menyisihkan waktu dan pikiran kita saja demi mendukung kemajuan mereka.
Bagi adik2 anggota PSM Undip yang saat ini masih aktif, yang mungkin sempat membaca note ini. Jangan sia-siakan waktu kalian di PSM Undip, raih sebanyak-banyaknya hal positif di rumah kita ini. Raih pengalaman, carilah nilai-nilai kehidupan dari rumah kita ini, supaya suatu saat kalian tidak menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan menjadi bagian PSM. Supaya kalian merasakan kebanggaan. Seperti saya bangga pernah menjadi bagiannya.
* catatan ini sudah mengalami perubahan dari aslinya tanpa mengurangi makna dari tulisannya

Tuesday, 27 November 2012

Sebuah Cerita tentang CINTA

Ingin tahu betapa PSM Undip ini menjadi dicintai dengan tanpa melihat batasan. Inilah salah satu yang akan kami ceritakan. ke depan kami akan mengisahkan siapa saja yang bukan mahasiswa Undip tetapi menjadi bagian penting dalam sejarah perjalanan PSM Undip.
Berikut adalah hasil tulisan Ratih Puspitasari mantan Ketua PSM Undip periode 2000-2001
Bapak FX. Djoko Soeseno beserta ibu (selanjutnya kami panggil Bapak dan Ibu) adalah orang tua dari Dyanda Wedianto (EQ - FH 99) mahasiswa yang menjadi anggota PSM Undip. Pertemuan dengan mereka, seingat saya berawal dari suatu latihan menjelang lomba di Solo tahun 2000. EQ waktu itu bilang "Mbak, bapak ibuku mau bantu PSM" dan Bapak dengan sangat santun menyampaikan bahwa mereka memperhatikan PSM dan ingin membantu dengan apa yg mereka bisa. 
Lomba Solo walaupun hanya di Jateng membutuhkan dana yang lumayan (untuk ukuran saat itu). Singkatnya-setelah mengetahui kendala ini, Bapak Ibu menawarkan untuk ikut dan menjadi "koki" dalam arti yang sebenarnya alias memasak untuk PSM Undip selama di Solo. Bisa dibayangkan, betapa lelahnya mereka mempersiapkan peralatan masak dari Semarang,dengan harus berbelanja dan memasak untuk melayani tim PSM Undip (kira kira 35an orang) 3x sehari selama sekitar 3-4 hari di Solo. Dari mereka senyum yang tulus, canda dan semangat selalu diberikan untuk PSM Undip.
Setelah itu Bapak Ibu sesekali hadir saat PSM Undip latihan. Semangat dan pengayoman mereka membuat saya yang saat itu menjabat sebagi Ketua PSM Undip tersentuh dan mensyukuri kehadiran mereka. Kemudian bantuan berikutnya datang saat PSM Undip akan konser Love Songs .Tanpa diduga, Ibu menyampaikan akan membelikan bahan untuk kostum konser dan voila...jadilah kostum biru panjang (turqois bukan ya?) untuk cewek dan hem warna senada untuk yang cowok. 

Saat PSM Undip berlomba di UGM kami jugadidampingi Bapak Ibu. Mereka sangat memperhatikan kecukupan makanan saat itu bahkan menegur petugas dapur penyedia katering di penginapan ketika tidak semua stok makanan dikeluarkan.

Lomba ITB 2002 Bapak Ibu juga ikut serta ke Bandung. Saat itu mereka kembali menjadi "supplier" kostum lomba...dibuatlah gaun merah dengan lengan brukat untuk cewek dan semacam syal leher untuk cowok. Waktu itu peserta lomba harus 'ngeteng" naik bis umum dari Semarang ke bandung (belum pernah ada kan kontingen ngeteng smg-cirebon-bdg :D ). Bapak Ibu dengan tabahnya naik bis banpres biru dari Undip. Ada banyak hal yang bisa dibantu oleh Bapak yang kebetulan mempunyai indra ke-6 sehingga gangguan dari yang tidak kelihatan di penginapan dapat diantisipasi supaya tidak berpengaruh kepada teman-teman

Tahun demi tahun berlalu, saya lulus dan mendengar Bapak Ibu juga pamit mendampingi dari PSM Undip. Kami bertemu lagi waktu PSM Undip mengadakan konser di RRI (lupa tahunnya).Saya ingat ada saat Bapak melihat saya dan berkata "Ma,kayanya Mbak Pipit kurang enak badan" - dan memang waktu itu saya sedang masuk angin dan perut saya tidak enak. Ibu (yg saya ketahui kemudian, mempelajari penyembuhan dng reiki) segera memijat tangan saya.Saya tidak hanya rasakan kehangatan mengalir di tubuh saya tetapi juga hati dan badan saya terasa nyaman. 

Setelah itu, saya dan Jimmy sempat menemui beliau ketika berkunjung ke tempat anak mereka di Pamulang.
lalu ketika EQ kecelakaan, - saya, Jimmy dan Firier menjenguk dan ternyata Bapak Ibu juga ada disana.
Tidak ada yg berubah dari mereka walaupun lama tidak berjumpa..perhatian,ketulusan untuk menolong,kerendahan hati,kebijaksanaan dan semangat menjalani hidup selalu mereka pancarkan. 

Kalau ada yg pernah baca buku "7 Person You Meet in Heaven" disebutkan bahwa dalam jalan hidup kita di dunia pasti pernah berpapasan dengan jalan hidup orang lain. Mungkin momen di atas itulah saat jalan saya danPSM Undip berpapasan dengan Bapak Ibu Djoko dan saya merasa sangat diberkahi Tuhan  karena dalam masa kepengurusan saya mereka hadir memberikan jalan yang penuh cinta dan menjadi contoh terbaik untuk kami semua.
Demikian sekedar kesan mengenai Bapak FX Djoko Soseno yang beberapa hari yang lalu dalam twitter saya pernah sebutkan saat ini sedang terbaring sakit, Apabila ada di antara kita ingin memberikan bantuan tali asih sekedarnya, maka kami akan dengan sangat berterima kasih karenanya. Cinta tak terbalas dengan materi tentu saja tapi sungguh banyak hal yang harus mulai ditata untuk semua perjalanan yang telah dan akan PSM Undip lalui. mari bergandeng tangan untuk mewujudkannya.....


* beberapa alumni PSM Undip sudah berkunjung ke Pak Djoko dan memberikan tali asih yang diterima dengan baik pada hari Sabtu dan Minggu, 1-2 Desember 2012. Semoga bapak dan ibu Djoko senantiasa dianugrahi berkah sehat dan bahagia oleh Tuhan YME





Wednesday, 21 November 2012

KETUA PSM UNDIP (dari masa ke masa)

Inilah Ketua PSM Undip dari masa ke masa yang yang bisa saya sampaikan, semoga bisa dilengkapi dengan prestasi dan tindakan yang dilakukan semasa menjabat dalam kepengurusannya. Mohon masukan info (data foto atau lainnya apabila mengetahui hal hal yang kami maksud)
Peran Ketua PSM Undip sangat menentukan arah kemana PSM Undip dibawa. Masing masing membawa ciri dalam kepemimpinannya tetapi selalu ujungnya adalah sebuah tim Paduan Suara yang solid membawa nama almamater.
Adapun ini adalah Periode yang sudah bisa kami ketahui karena semasa penulis mulai berkuliah di Universitas Diponegoro, untuk periode sebelumnya masih dalam proses penelusuran

  1. Muhammad Fadlan periode 1986-1989
  2. Lono Widodo periode 1989-1991 : Dalam masa kepengurusannya PSM Undip mengikuti Lomba Paduan Suara antar Perguruan Tinggi se Indonesia di Surabaya (1990) dan bisa masuk ke 10 besar final
  3. E.Ary Witjaksono (Teknik Arsitektur '88) periode 1991-1993 : Dalam masa kepengurusannya PSM Undip mengikuti Lomba Paduan Suara antar Perguruan Tinggi si Indonesia di Unair Surabaya (1992) dan meraih juara Harapan 1 dan Tim dengan penampilan terbaik. Mengikuti festival Paduan Suara di Usakti (1993) dan meraih juara 3. Dalam masa ini PSM Undip pernah juga mendapat tawaran untuk mengikuti festival Paduan suara di Swiss
  4. Fransisca Utami (Hukum '91) periode 1993-1995 : Dalam masa kepengurusannya PSM Undip berhasil meraih 3 gelar : Juara 1, Tim berpenampilan terbaik dan Pianis terbaik. Kemudian membuat rekaman hymne dan mars untuk instansi Jaya Bank dan BPD Jawa Tengah
  5. John Rastin Wibisono Purba (Sastra Inggris '92) periode 1995-1996 : Di masa kepengurusannya tim PSM Undip  mengikuti Lomba Paduan Suara Antar Perguruan Tinggi se Indonesia di UKI Jakarta. Kali ini PSM Undip tidak berhasil menuju final
  6. Donatus Bagus Rusmadhani (Teknik Arsitektur'92) periode 1996-1997 : Dalam masa kepengurusannya PSM Undip mengikuti Lomba Paduan suara Antar Perguruan Tinggi se Indonesia di STT Telkom Bandung dan meraih juara harapan 2 dan tim berpenampilan terbaik.
  7. Samuel Ary Listyo Wibowo (Akuntansi '94) periode 1997-1999
  8. Junita Magdalena Hutapea (Manajemen '97) periode 1999-2000 : dalam masa kepengurusannya mengadakan Lomba Paduan Suara UNDIP ke 2
  9. Ratih Puspitasari (Psikologi 97) periode  2000-2001 Kegiatan yang menonjol saat itu adalah mengikuti Lomba Paduan Suara di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan mengadakan Konser Folksong
  10. Radityo Prabowo (Komunikasi '00) periode 2001-2002 mengikuti Festival Paduan Suara ITB kategori small choir
  11. Andra Fatma Kurniasari (D3 Sastra Inggris '01) periode 2002-2003 Kegitan yang dilakukan saat itu adalah mengikuti Lomba Paduan Suara UGM mendapatkan silver medal dan best performance; mengadakan Love Song Concert
  12. Wury Sagita Wulansari (Peternakan '01) periode 2003-2004: FPS XIX ITB mendapatkan medali perunggu untuk kategori small choir dan medali perak untuk kategori mixed choir
  13. Buang Agus Triono (D3 Akuntansi '03) periode 2004-2005 
  14. Dwi Maya Sari (Hukum '04) periode 2005-2006 : Charity in Harmony Concert di RRI Semarang
  15. Scholastika Gita Ajeng Anggreni (Psikologi'05) periode 2006-2007: 2nd Annual Concert collaboration with Semarang Chamber Orchestra di Hotel Shantika Semarang, Konser Paskah di GKI Karangsaru Semarang, kemudian mengikuti FPS XX ITB mendapatkan silver medal untuk kategori Folklore dan Mixed Choir. Ini pertama kalinya PSM UNDIP mengikuti kategori folklore dan menempati peringkat ke-4, dan pertama kalinya menembus babak final di kategori mixed choir di FPS ITB.
  16. Jefry Franklin Bode (Perikanan'05) periode 2007-2008 mengantongi sejumlah penghargaan Medali Perak Kategori Folklore (Lagu Rakyat Indonesia) Pada Festival Paduan Suara Institut Teknologi Bandung ke XXI
    - Medali Perak Kategori Female (Sejenis Wanita) Pada Festival Paduan Suara Institut Teknologi Bandung Ke XXI
    - Peringkat Emas Kategori Musica Sacra pada Pesta Paduan Suara Gerejawi Mahasiswa Nasional X, Di Salatiga
    - Peringkat Emas Kategori Gospel Spiritual pada Pesta Paduan Suara Gerejawi Mahasiswa Nasional X, Di Salatiga
    - Peringkat Emas Kategori Folklore (Lagu Rakyat Indonesia) pada Pesta Paduan Suara Gerejawi Mahasiswa Nasional X, Di Salatiga
    - Juara II Pada Lomba Paduan Suara Universitas Semarang V tingkat Jateng – DIY Kategori PERTI/UMUM
  17. Osi Isna Sabela (Psikologi '07) periode 2008-2009 mengadakan kegiatan Konser Kolaborasi dengan Semarang Youth Chamber Orchestra (SYCO) dan Institut Seni Indonesia (ISI) yang bertajuk "Apresiasi Musik Klasik" di Grand Candi Hotel Semarang
    - Konser Kolaborasi dengan Christoper Abimanyu, Afgansyah Reza, Lea Simanjuntak,Twilite Chorus, Twilite Orchestra yang bertajuk"MUSICADEMIA Bagimu Pahlawan" di Hotel Horison Semarang
  18. Muhammad Febriyanto (Gizi'07) periode 2009-2010 : Dalam masa kepengurusannya PSM Undip berhasil menjadi Champion di LPS ITB 2010 tetapi kesempatan untuk berlomba pertama kali di Beijing belum bisa terlaksana karena permasalahan dana.Kemudian lolos Babak Penyisihan SUARA INDONESIA TRANS TV Sebagai Perwakilan Peserta Audisi Kota Yogyakarta Bersama PSM UNDIP
    - Juara I Kategori Female (sejenis Wanita) pada Lomba Paduan Suara Universitas Semarang VI Se Jawa-Bali
    - Juara I Kategori Folklore (Lagu Rakyat Indonesia) pada Lomba Paduan Suara Universitas Semarang VI Se Jawa-Bali
  19. Debora Meylinda Sianturi (Sastra Inggris'08) periode 2010-2011 Dalam masa kepengurusannya PSM Undip untuk pertama kali dapat mengikuti event Internasional di Vietnam dan mendapatkan gelar Champion of Champion  dengan 3 gold 

  1. Albin Satria Hendrata (Manajemen '09) periode 2011-2012 mendapat juara 2 untuk Kategori Umum di Lomba Paduan Suara Universitas Semarang 2012 dan kembali bertarung di kancah Internasional dalam 1st Xinghai Prize International Choir Competition Guangzhou China dengan hasil 2 gold dan 1 platinum


Sebuah jalan panjang yang telah dilalui oleh PSM Undip bahkan ada periode yang belum bisa disebutkan sejak berdirinya PSM Undip. Semoga jalan panjang ini akan selalu berlanjut dalam kegemilangannya.







Wednesday, 14 November 2012

Tantangan 1: Indonesia Pusaka

Bagi sebagian anggota Paduan Suara, lagu lagu wajib nasional itu seperti air putih bening yang mulus meluncur saat menyanyikan nya. Dengan solmisasi sederhana, dinamika yang cenderung konstan maka kadang saat sebuah lagu wajib tersebut mengalun kadang tidak menimbulkan kesan apapun kecuali..owwhhh..lagu ini ya?
Berbilang lagu wajib dinyanyikan saat diadakan upacara wisuda universitas: Mengheningkan Cipta, Padamu Negeri, Satu Nusa Satu Bangsa, Syukur atau tambahan Hari Merdeka, Maju tak gentar saat diadakan upacara bendera.

Kemudian meningkat ke lagu lagu yang harus dinyanyikan saat lomba seperti Peralihan, Bumiku Indonesia, dan lagu lagu dengan komposisi yang lumayan susah dinyanyikan oleh kami yang berfestival saat itu. saat itu kami jarang menyanyikan lagu lagu gospel, gothic atau yang dinyanyikan dalam lomba lomba sekarang. Bahkan melihat partitur tim paduan suara PSM Undip yang berlomba sekarang, dengan angka yang dicoret semua itu...seperti siap untuk membabat keinginan bernyanyi kembali.

Tapi, hei...inilah saatnya kita menantang diri kita kembali. OK, lagu ini memang sangat gampang bagi yang terbiasa menyanyikan lagu lagu dengan tingkat kesulitan tinggi...tapi ijinkan kami untuk sementara melihat lagi, menatap lagi angka angka not itu. Biarkan kami untuk sementara waktu melangkah tertatih untuk bisa kembali ke berjalan tegak, kemudian berlari dan berlari kencang menyambut dunia yang tak terbatas itu.
Jadi buat kita semua, apakah sebulan ke depan kita bisa mewujudkannya menjadi sebuah lagu yang utuh.....mari kita jawab tantangan pertama ini : INDONESIA PUSAKA :)





Tuesday, 13 November 2012

Kita bisa, dan kita Mau

Lihatlah dengan baik wajah wajah bahagia ini;


























Kita pernah bisa berkumpul dan melakukan hal seperti ini, jadi apabila kita mau maka YAKIN kita akan bisa menjadikannya sebagai bagian dari hidup kita lagi ke depan

Monday, 12 November 2012

Dan Dunia....bernyanyilah.....

Bertepatan dengan kabar menggembirakan tentang keberhasilan PSM Undip meraih 2 medali emas dan 1 platinum, semoga ini menjadi pemicu semangat untuk kawan kawan semua untuk kembali beraktifitas dengan bernyanyi seperti waktu silam yang telah berpuluh tahun kita lalui.
Pertanyaannya apa masih mampu? jawabannya bukan mampu tetapi maukah? Karena dengan berkata mau maka pintu pintu yang tadinya tertutup akan satu satu dibuka dan terbuka...
Berharap semua rekan semua tak akan pernah khawatir tentang bagaimana akan bentuk organisasi ini ke depan. biarlah mengalir dengan rencana rencana yang bisa terukur.
Tidaklah muluk tetapi lebih ke hal hal kecil....syaratnya harus membuat bahagia dan tidak boleh menyengsarakan.
Organisasi ini harus berujung ke memberi teladan dan contoh kepada adik adik semua untuk tetap bersemangat menjalani masa mahasiswa dan membuat dunia masa lalu yang gemerlap dan membuat ketagihan itu tetap bersinar di hati para anggota nya sampai kapanpun
Maka dunia, mohon sambut kami kembali untuk sekedar mengeluarkan suara kami yang semakin menua ini....
dunia, semoga kau sabar menanti saat kami mulai bernyanyi
Let's singing and keep singing..........